Tuesday, April 23, 2024
31.3 C
Jakarta
More

    Pengaruh Sabu Pada Kesehatan Otak

    Sabu atau metamfetamin adalah stimulan kuat yang bersifat sangat adiktif. Kandungan di dalamnya dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Sabu berbentuk seperti bubuk kristal putih, tidak berbau, dan terasa pahit, serta mudah larut dalam air atau alkohol.

    Penyalahgunaan sabu jangka panjang dapat memiliki banyak akibat negatif, termasuk kecanduan. Ketergantungan merupakan penyakit kronis yang dapat kambuh. Hal ini ditandai dengan pencarian dan penggunaan obat secara kompulsif, disertai dengan perubahan fungsional dan molekuler otak.

    Melansir dari Halodoc.com, sabu dapat berpengaruh pada kesehatan otak di antaranya insomnia dan menurunkan aktivitas otak. Berikut penjelasannya!

    Insomnia dan Gejala Psikotik

    Orang yang menyalahgunakan obat ini, biasanya meminum dengan dosis yang lebih tinggi serta lebih sering. Bahkan, mereka mengubah cara minum dalam upaya untuk mendapatkan efek yang diinginkan.

    Jika sudah mengalami ketergantungan kronis, pengguna adapat mengalami kesulitan merasakan kesenangan apapun selain yang diberikan oleh sabu. Pada akhirnya, ini akan berujung penyalahgunaan lebih lanjut.

    Baca juga: PODSI: Pentingnya Sosialisasi Bahaya Narkoba

    Kemudian, penarikan diri dari sabu membuat pengguna kronis dapat mengalami gejala depresi, kecemasan, kelelahan, dan keinginan yang kuat untuk mengonsumsi sabu. Lalu, orang yang menggunakan sabu dalam periode jangka panjang dapat menunjukkan gejala yang dapat mencakup kecemasan yang signifikan, kebingungan, insomnia, gangguan mood, dan perilaku kekerasan.

    Pengguna juga dapat menunjukkan sejumlah gejala psikotik, termasuk paranoiavisual, halusinasi pendengaran, delusi (sensasi serangga merayap di bawah kulit). Gejala psikotik ini terkadang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah seseorang berhenti menggunakan sabu.

    Photo by Engin Akyurt from Pexels

    Menurunkan Aktivitas Otak

    Studi neuroimaging telah menunjukkan perubahan dalam aktivitas sistem dopamin yang terkait dengan penurunan kecepatan motorik, serta gangguan pembelajaran verbal pada pengguna sabu.

    Menurut studi, pengguna kronis menunjukkan perubahan structural dan fungsional yang parah di area otak yang terkait dengan emosi dan memori, serta dapat menjelaskan banyak masalah emosional dan kognitif yang diamati pada pecandu obat-obatan jenis ini.

    Sabu dapat mengubah struktur otak yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan merusak kemampuan untuk menjadi produktif. Kedua efek tersebut berkorelasi dan menunjukkan perubahan struktural yang menyebabkan penurunan fleksibilitas mental pengguna.

    Maka dari itu, orang yang kecanduan sabu sangat sulit untuk diobati dan memiliki peluang yang signifikan untuk kambuh di awal pengobatan. Pengguna juga dapat meningkatkan risiko mengalami serangan stroke yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak. Ada penelitian yang menunjukkan insiden penyakit Parkinson banyak terjadi di antara pengguna sabu.

    Penyalahgunaan jangka panjang juga dapat mengalami efek fisik, termasuk penurunan berat badan, kerusakan gigi parah, dan kehilangan gigi akibat luka kulit. Masalah gigi timbul akibat kombinasi gizi buruk dan kebersihan gigi, serta mulut keritng dan keretakan gigi yang disebabkan oleh obat. Luka kulit timbul karena hasil dari menggaruk kulit untuk menyingkirkan serangga yang dibayangkan merayap di bawahnya.

    Referensi:

    • Halodoc. Diakses pada 2021. Waspada, Ini Pengaruh Sabu pada Kesehatan Otak
    • National Institute On Drug Abuse. Diakses pada 2021. Methamphetamine Research Report
    • What are the long-term effects of methamphetamine misuse?
    • National Institute On Drug Abuse. Diakses pada 2021. Methamphetamine Research Report
    • What is methamphetamine?
    • WebMD. Diakses pada 2021. Crystal Meth: What You Should Know

    Baca juga: 5 Hobi yang Dapat Meningkatkan Kesehatan

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Exit mobile version