Monday, November 25, 2024
26.2 C
Jakarta
More

    Esselon III dan IV Diganti Oleh AI, Sebenernya Apa Sih AI Itu?

    Birokrasi menjadi permasalahan dalam pemerintahan yang masih banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Proses yang berbelit-belit dan tidak praktis membuat masyarakat merasa malas jika berurusan dengan birokrasi. Presiden Jokowi beberapa waktu lalu mencanangkan sebuah inovasi untuk memangkas proses birokrasi tersebut menjadi semakin ringkas dengan menggantikan fungsi Eselon III dan IV dengan sebuah teknologi AI (Artificial Intellegence).

    Membahas tentang AI, sebenarnya apa sih AI itu? AI atau Artificial Intellegence mengacu pada simulasi kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk berpikir seperti manusia dan meniru tindakannya. Istilah ini juga dapat diterapkan pada mesin apa pun yang menunjukkan sifat-sifat yang terkait dengan pikiran manusia. Di mana prosesnya termasuk dengan pembelajaran (perolehan informasi dan aturan untuk menggunakan informasi), penalaran (menggunakan aturan untuk mencapai perkiraan kesimpulan yang pasti) dan koreksi diri. Karakteristik ideal AI adalah kemampuannya untuk merasionalisasi dan mengambil tindakan yang memiliki peluang terbaik untuk mencapai tujuan tertentu.

    Istilah AI sendiri pertama kali muncul pada tahun 1956 dimana pada tahun tersebut ada banyak riset yang mengeksplorasi topik-topik seperti penyelesaian masalah dan metode simbolik. Pada tahun 1960-an, Departemen Pertahanan AS menaruh minat terhadap jenis pekerjaan ini dan mulai melatih komputer-komputer untuk menirukan penalaran manusia yang mendasar. Misalnya, Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) menyelesaikan proyek pemetaan jalan pada tahun 1970-an. Dan DARPA menghasilkan asisten pribadi cerdas pada tahun 2003, jauh sebelum Siri, Alexa atau Cortana yang sekarang kita kenal.

    Karena mulai menarik perhatian banyak orang khususnya yang berkecimpung di dunia teknologi, AI pun sering diangkat dalam film-film Hollywood dengan penggambaran sebagai robot mirip manusia yang mengambil alih dunia. Beberapa film bahkan menunjukkan seakan-akan AI adalah hal yang menakutkan, padahal kenyataannya tidak dan sangat membantu manusia.

    Semakin berkembangnya teknologi, AI kini kian banyak digunakan dalam berbagai jenis industri untuk mempermudah pekerjaan manusia. Artficial Intellegence (AI) sendiri dibedakan menjadi dua kategori berbeda yakni AI lemah dan AI kuat.

    AI lemah (weak AI) yang juga dikenal sebagai AI sempit adalah sistem AI yang dirancang dan dilatih untuk tugas tertentu. Asisten pribadi virtual, seperti Apple Siri, adalah bentuk AI yang lemah. Sedangkan AI kuat (strong AI), juga dikenal sebagai kecerdasan buatan umum adalah sistem AI dengan kemampuan kognitif manusia secara umum. Ketika disajikan dengan tugas khusus, sistem AI kuat dapat menemukan solusi tanpa campur tangan manusia.

    Kemampuan spesial yang dimiliki AI yang tentu membuat pekerjaan manusia menjadi semakin mudah antara lain adalah:

    Kemampuannya untuk menganilisis.

    Algoritma canggih yang digunakan dalam AI membuat AI mampu menganalisis data yang dikumpulkannya. Kemampuan menganalisis data ini bisa dilihat contohnya dalam prediksi aplikasi yang anda suka dalam play store. Saran aplikasi yang muncul dalam akun play store anda merupakan hasil analisis AI setelah menumpulkan data aplikasi yang anda install, buka, ataupun inginkan.

    Mengolah Big data

    Kemampuan selanjutnya yang dimiliki AI adalah mampu mengolah big data. Big data merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan data yang sangatlah besar. Data yang dimaksud bisa data apa saja yang membanjiri suatu bisnis. Contohnya adalah instagram.

    Di Instagram, konten yang anda lihat akan mempengaruhi konten yang muncul di halaman saran. Iklan yang muncul pun akan berkaitan dengan konten atau akun yang sering anda lihat. Intinya aktivitas anda di instagram akan direkam, dikumpulkan, dan diolah oleh AI sehingga menghasilkan tampilan yang sesuai dengan minat dan kesenangan anda.

    Merespon dengan cepat

    Kemampuan lain dari kecerdasan buatan adalah mampu merespon dengan cepat. Contoh kemampuan merespon bisa anda lihat di email balasan otomatis atau chatbot yang biasanya ada di situs e-commerce. Saat anda tanya di chatbot, akan ada balasan cepat. Nah balasan tersebut merupakan salah satu bentuk penggunaan AI. Adanya AI dengan respon cepat ini lama kelamaan mampu menggantikan pekerjaan seorang customer service.

    Memperbaiki dokumen dengan akurat

    Memperbaiki suatu dokumen dengan akurat AI juga mampu memperbaiki suatu dokumen dengan akurat. Saat ini banyak ditemui aplikasi atau situs yang bisa mengetahui kesalahan penulisan maupun pengetikan suatu dokumen. Tidak hanya menemukan kesalahan, perbaikan dokumen pun bisa dilakukan. Akan ada saran akan kata yang tepat untuk menggantikan kata yang salah. Adanya AI ini tentu mengancam keberadaan editor karena AI lebih teliti dibanding editor.

    Melakukan deeper personalization

    Melakukan deeper personalization Kemampuan selanjutnya yaitu AI mampu melakukan deeper personalization. AI mampu mengenali pola yang dilakukan seseorang dalam waktu singkat. Hal ini tentu sangat bermanfaat di bidang bisnis. Perusahaan bisa mengetahui karakter suatu konsumen hanya dari aktivitas yang sering dilakukannya dan hal yang disukainya. Dengan begitu perusahaan tidak perlu melakukan survey atau riset lebih lanjut untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.

    Meski punya segudang kelebihan yang bermanfaat bagi pekerjaan manusia, AI juga tak serta merta sempurna tanpa celah. Artificial Intellegence juga memiliki kekurangan seperti tidak memiliki common sense dan kecerdasannya terbatas.

    Maksud dari tidak memiliki common sense yaitu AI hanya mengolah data dan memutuskan sesuatu sesuai data yang dikumpulkan, berbeda dengan manusia yang masih mempertimbangkan naluri dalam mengambil suatu keputusan. Selain itu ada informasi yang memang hanya bisa diproses dan dimengerti oleh manusia. Jadi jika nantinya ada suatu robot yang dibentuk menyerupai manusia, robot tersebut tetap tidak akan bisa memiliki insting manusia.

    Hal tersebut berkaitan dengan kerugian atau kelemahan yang kedua yaitu kecerdasannya terbatas. Kecerdasan buatan yang nantinya digunakan di suatu alat teknologi. Nah alat tersebut hanya mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan sistem AI yang dimasukkan ke dalamnya. Misalnya yaitu sistem yang dirancang khusus untuk mengenali suara dalam bahasa Indonesia tidak akan bisa mengenali suara dalam bahasa lainnya.