Saturday, November 23, 2024
25.4 C
Jakarta
More

    Industri e-commerce Indonesia Diprediksi Terus Tumbuh

    Maraknya aktivitas belaja online yang kini banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia ini menunjukkan bahwa pertumbuhan industry e-commerce Tanah Air sedang mengalami perkembangan yang pesat. Ekspansi bisnis pun kini terbuka sangat lebar seperti yang disampaikan oleh SIRCLO dalam laporan berjudul “Navigating Market Opportunities in Indonesia’s E-Commerce”.

    Seperti yang dilansir dari Kompas.com, Chief Executive Officer dan Co-Founder SIRCLO, Brian Marshal menyampaikan, “Di Indonesia, kami melihat masih banyak pemain lokal yang memiliki potensi bertumbuh pesat, yang apabila kita dukung dengan teknologi dan kolaborasi informasi seperti ini mampu memaksimalkan potensi dan ekspansi bisnis mereka,” (Rabu , 13/11/2019).

    Jika berdasarkan data yang dikeluarkan oleh SIRCLO, investasi digital yang terjadi di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 200 persen dari tahun ke tahun.

    “Kenaikan jumlah dan nilai investasi ini paling jelas terlihat pada sector e-commerce yang menyumbang 58 persen dari total nilai investasi keseluruhan tahun 2018 atau sekitar 3 miliar dollar AS (sekitar Rp 42 triliun), diikuti sector transportasi sebesar 38 persen.” ujar Brian.

    Menurutnya, kenaikan jumlah investasi ini terjadi berkat unicorn e-commerce Tanah Air seperti Tokopedia dan Bukalapak yang berhasil menarik perhatian berbagai investor luar dan juga dalam negeri. Sebagai contoh, Tokopedia sendiri sukses mengantongi investasi senilai 1,1 miliar dollar AS (setara Rp 15,4 triliun) dari Alibaba di akhir tahun 2018 lalu dan Bukalapak yang mendapat suntikan dana dari Mirae dan Naver Corp senilai 50 juta dollar AS (setara Rp 700 miliar) di kuartal pertama tahun 2019.

    Diperkirakan, penjualan ritel e-commerce Indonesia akan mencapai 15 miliar dollar AS atau setara dengan 210,8 triliun pada 2018 dan akan mengalami peningkatan lebih dari empat kali lipat pada tahun 2022 mendatang dengan menyentuh angka 65 miliar dollar AS atau Rp 913,6 triliun.

    “Hal ini membuat ritel online yang tadinya hanya menyumbang 8% penjualan total pada tahun 2018 akan menembus 24 persen di tahun 2022”, jelas Brian.

    Tak hanya itu, Brian juga menambahkan berdasarkan data-data internal maupun eksternal yang dimiliki SIRCLO, pertumbuhan e-commerce di Indonesia tahun 2019 masih sangat positif. Bahkan beberapa tahun mendatang akan berkembang menjadi 8 hingga 10 kali lipat. Dalam laporannya tersebut, SIRCLO menyebutkan aka nada beberapa tantangan dan peluang yang patut difokuskan semua pihak.

    “Solusi mendalam dari para pemain-pemain utama e-commerce diperlukan untuk menjawab beberapa tantangan utama, seperti kendala logistik terhadap wilayah luar Jawa, banyaknya penduduk yang belum memiliki rekening, dan variasi produk dalam pasar,” tambahnya.

    “Mujurnya, sekarang sudah tersedia berbagai solusi e-wallet yang bisa memudahkan transaksi dengan bank. Namun dari segi logistik dan variansi produk, kami merasa perlu ada dukungan dari pemerintah dan pemain e-commerce untuk memberdayakan brand-brand lokal yang berpotensi,” kata Brian.