Friday, November 22, 2024
31 C
Jakarta
More

    Kemenperin Terus Dorong IKM Masuk E-Commerce

    Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tak henti-hentinya memacu pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) secara lebih serius. Berbagai langkah strategis dilakukan, salah satunya adalah mengoptimalkan pemasaran produk IKM melalui platform e-commerce untuk menggantikan cara berjualan offline yang kini semakin sulit karena adanya situasi pandemi covid-19.

    Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang mengatakan bahwa saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mempercepat transformasi digital. Sebab, transaksi produk mengalami perubahan dengan adanya penerapan kebijakan PSBB di beberapa daerah. Hal tersebut membuat sebagian besar penjualan produk beralih dari transaksi offline ke online.

    Pada 14 Mei 2020 lalu, Presiden Joko Widodo baru meluncurkan Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia sebagai salah satu upaya dalam memulihkan perekonomian Indonesia karena dampak pandemi covid-19 yang melanda masyarakat. Kemenperin dalam hal ini sangat mendukung langkah pemerintah dalam menggerakkan kembali roda ekonomi Nasional khususnya bagi para pelaku IKM.

    Seiring dengan Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia, Kemenperin ikut berkontribusi dengan menggelar kampanye #SemuanyaAdaDisini yang berlangsung dari 1-15 Juli 2020. Kampanye ini bertujuan membangun kesadaran masyarakat akan kemampuan industri nasional dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tentunya dengan berbagai produk buatan lokal yang memiliki kualitas mumpuni.

    “Produk IKM dalam negeri memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk asing. Dengan menggelar #SemuanyaAdaDisini, Kemenperin mendukung promosi produk-produk IKM dengan memanfaatkan sarana digital,” ujar Menperin, Agus Gumiwang.

    Program kampanye sosial ini juga melibatkan beberapa platform e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada, Grab, Gojek, dan masih banyak lagi. Adapun sektor IKM yang menjadi target utama program antara lain adalah IKM yang menghasilkan produk makanan dan minuman dalam kemasan, produk herbal, olahan bumbu masak, furnitur, fashion, masker nonmedis dan alas kaki, aksesooris, perhiasan, hingga kosmetik, dan masih banyak lainnya.

    Kemenperin sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk mendorong kemajuan IKM untuk bisa bermigrasi ke ranah online sejak 2017 lalu dengan meluncurkan program e-Smart IKM. Program ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan kepada para pelaku IKM untuk mampu memasarkan produknya lewat platform digital. Hingga saat ini, e-Smart IKM sudah diikuti sebanyak 11.167 pelaku IKM di Indonesia. Program e-Smart IKM ini tak hanya menggandeng platform e-commerce saja, melainkan juga beberapa perusahaan pendukung seperti diantaranya perusahaan ekspedisi seperti SiCepat Ekspres dan JNE.

    Para IKM yang megikuti program ini akan mendapatkan fasilitas capacity building dalam periode pra dan pasca-on boarding di media pemasaran online, serta mendapatkan pendampingan selama masa berlaku program tersebut. Manfaat lainnya, IKM ujuga dibekali pengetahuan mengenai hak kekayaan intelektual serta fasilitas pendaftaran merek, desain kemasan, branding material, sertifikasi halal dan SNI, akses KUR, serta restrukturisasi mesin dan peralatan.

    IKM juga difasilitasi pembuatan aset digital berupa akun marketplace, media sosial, dan juga website untuk mendukung aktivitas jual belinya secara online serta berkesempatan untuk menembus pasar luar negeri melalui berbagai program pendampingnya.

    “Dengan mendekatkan IKM dengan industri beskala besar, akan memberikan peluang bagi IKM untuk semakin berkembang dan berkontribusi sebagai rantai pasok industri dalam negeri,” papar Dirjen IKMA, Gati Wibawaningsih.