Friday, November 22, 2024
29.2 C
Jakarta
More

    Vaksin Corona AstraZeneca Tiba di Indonesia

    Vaksin Corona AstraZeneca tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Senin, 8 Maret 2021 pukul 17.50 WIB. Melansir kumparan.com, Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Menlu Retno Marsudi mengawal kedatangan vaksin ini. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca yang merupakan bantuan dari GAVI melalui skema COVAX tiba di Indonesia. 

    COVAX adalah program pengadaan vaksin yang dilakukan GAVI bersama dengan WHO, khususnya untuk negara-negara berkembang. AstraZeneca dan Oxford University mengembangkan vaksin dari virus SARS-CoV-2 yang dimatikan, sama halnya dengan vaksin Sinovac. Vaksin AstraZeneca juga perlu disuntikan dua kali. Suntikan kedua akan diberikan 8 sampai 12 minggu sejak suntikan pertama dilakukan.

    Photo by Gareth Fuller/PA Wire/Pool/REUTERS (Kumparan.com)

    Berdasarkan hasil uji klinis III, vaksin AstraZeneca cukup efektif untuk menciptakan kekebalan sampai dengan 90 persen dalam pemakaian setengah dosis. Sementara, kelompok yang mendapatkan dua suntikan dosis standar hanya menghasilkan kemanjuran 62 persen. 

    Vaksin AstraZeneca sempat menggemparkan dunia karena menghentikan uji coba kepada seorang sukarelawan yang mengalami peradangan (myelitis transversal) pada 6 September 2020. Pihak peneliti pun melakukan evaluasi dan perbaikan. Dalam seminggu, mereka kembali mulai uji coba di semua negara kecuali Amerika Serikat yang baru dimulai lagi pada 23 Oktober 2020. 

    Dilansir dari kumparan.com, berdasarkan pengamatan 131 kasus COVID-19, terdapat dua rezim dosis yang berbeda untuk diuji coba. Pertama, setengah dosis diikuti dengan dosis penuh sebulan kemudian. Kedua, dua dosis penuh diberikan dengan jarak satu bulan. 

    Photo by Gareth Fuller/PA Wire/Pool/REUTERS (Kumparan.com)

    Vaksin ini juga telah mendapat EUA dari WHO di atas 18 tahun. WHO mendorong penggunaan vaksin Corona AstraZeneca untuk semua orang dewasa yang berusia 18 tahun pada 10 Februari 2021 lalu. Hal ini membuka peluang untuk mempercepat vaksinasi di negara-negara berkembang, salah satunya Indonesia. 

    Dengan data dan keterangan yang dijelaskan WHO, vaksin AstraZeneca dapat digunakan untuk para lansia. Ketua Kelompok Penasihat Strategis Ahli Imunisasi WHO, Alejandro Cravioto berharap agar efek vaksinasi pada lansia memiliki efikasi sama dengan penerima vaksin yang lebih muda. 

    WHO merekomendasikan vaksin AstraZeneca mengikuti keputusan organisasi yang menghentikan penggunaan vaksin Pfizer karena prosedur penyimpanannya yang rumit. Tidak seperti vaksin Pfizer, vaksin AstraZeneca tidak perlu disimpan di suhu ruangan yang sangat dingin, harganya pun lebih terjangkau dibandingkan Pfizer.