Friday, November 22, 2024
29.2 C
Jakarta
More

    Fitur Baru Twitter Bisa Deteksi Hoax?

    Semakin berkembangnya teknologi membuat kita semakin mudah dalam menerima informasi apapun. Namun, kemudahan menerima informasi tersebut bisa saja menjadi sebuah boomerang yang merugikan bagi masyarakat, jika saja informasi yang kita terima tersebut salah atau sering kita kenal dengan istilah hoax. 

    Dalam rangka memerangi penyebaran hoax, Twitter sebagai salah satu media sosial yang populer digunakan oleh masyarakat kini mengembangkan fitur terbarunya yang mampu mendeteksi sebuah tweet yang menjurus ke hoax.

    Fitur terbaru milik twitter ini akan memunculkan label warna oranye untuk tweet/cuitan yang diduga mengandung hoax atau informasi yang tidak akurat. Sehingga, hal tersebut akan memberikan perbedaan cuitan hoax dengan cuitan yang lainnya.

    Label oranye yang muncul tersebut akan memperlihatkan sebuah peringatan berbunyi “Laporan Komunitas Twitter mengidentifikasi cuitan ini melanggar kebijakan komunitas karena memuat informasi yang sangat menyesatkan. Peredaran cuitan ini akan dikurangi”

    Kemudian, label tersebut nantinya akan diikuti oleh pelurusan informasi yang telah diverifikasi oleh tim cek fakta dan jurnalis dengan lencana bewarna hijau di sisi kanan username.

    Namun sejauh ini, fitur pendeteksi hoax ini baru dalam tahapan uji coba. Twitter belum secara resmi meluncurkan fitur ini dalam waktu dekat. Twitter mengatakan bahwa uji coba fitur baru ini merupakaan implementasi salah satu kebijakan anti-misinformasi yang akan mulai diterapkan mulai 5 Maret. Dan pada saat itu juga, Twitter akan melarang konten bermuatan deepfakes.

    Deepfakes sendiri merupakan teknologi yang memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk mengubah wajah seseorang dalam video menjadi wajah orang lain, semisal tokoh-tokoh besar. Teknologi ini dilarang karena bisa memanipulasi informasi dan disalahgunakan untuk menyebarkan informasi palsu.

    Saat melakukan demo atas uji coba fitur barunya ini, Twitter juga menunjukkan bahwa penggunanya bisa memberikan rating 1-100 atas informasi yang dianggap hoax, maksudnya pengguna bisa memberi nilai seberapa menyesatkannya cuitan tersebut.

    Tak hanya menguji coba fitur barunya saja, dalam rangka memerangi hoax Twitter juga diketahui mengakuisisi start up Fabula AI yang fokus kepada deep learning. Start up Fabula AI asal London ini mengembangkan teknologi untuk mendeteksi hoax dengan melihat pola penyebaran berita palsu dan berita benar di portal media sosial.