Hai, Rekan SiCepat! Tidak ada habisnya mengulik hobi dari sesama rekan SiCepat, kini ada lagi loh teman kita Hanum Syafira yang bekerja sebagai Staff Customer Relation Officer dalam divisi Customer Loyalty Management.
Awal mula hobi Hanum berawal dari menemani temannya berburu baju thrift membuatnya tertarik dan ikut membeli juga. Ia merasa hal itu membuat dirinya sangat senang saat mengunjungi Pasar Senen dan proses mencari pakaian lama yang masih layak pakai tersebut.
Hobi yang Hanum tekuni akhirnya mulai berubah menjadi peluang cuan. Bisnis thrift shop mulai dijalani oleh Hanum pada 2020 yang saat itu baru dinyatakan lulus dari Sekolah Vokasi IPB, bersamaan dengan grafik kenaikan kasus pandemi Covid-19 yang masih sangat tinggi.
Di sela kesibukan pasca kuliah dahulu, Hanum juga menyibukkan diri dengan menjadi asisten dosen sembari menunggu panggilan kerja. Kemudian ia merasa ingin mencoba mencari kegiatan yang menghasilkan uang. Setelah berdiskusi dengan temannya, akhirnya Hanum memutuskan untuk memulai usaha thrift shop atau baju second import yang pada saat itu sedang hype.
Rekan tersebut memberi banyak pelajaran bagi Hanum seperti cara mencari barang-barang yang masih memiliki value jual, belajar mengenai item fashion yang sedang dicari oleh banyak orang, dan pengetahuan cara mengelola bisnis dengan baik.
Selain sedang menjadi tren, terdapat beberapa poin yang membuat Hanum mantap membuka bisnis thrift shop yaitu, saat ini baju second import sangat di gandrungi oleh kawula muda karena mereka bisa mencari barang-barang fashion yang mereka sukai dengan harga yang cukup terjangkau, barang-barang thrift sendiri merupakan jenis item yang masih mempunyai value baik untuk dipasarkan kembali dengan kualitas baik tapi harga terjangkau, banyaknya barang thrift yang mempunyai brand cukup ternama dan brand tersebut tidak akan memproduksi barang tersebut sekaligus menjadikan “thrift” itu sendiri semakin menarik contoh: seperti brand H&M atau ZARA yang mengeluarkan edisi tahun lama dan sudah tidak diproduksi dapat dijumpai saat membeli barang thrift, banyaknya aneka barang thrift dengan kesan vintage dan membuat nilai jualnya lebih tinggi.
Baca juga: SiCepat Eskpres Punya Karyawan Mirip Artis
Hal menarik lainnya menurut Hanum adalah ia merasa senang saat mencari barang-barang thrift tersebut karena bisa mendatangi beberapa tempat pusat barang-barang thrift atau terkadang dirinya bisa berkomunikasi dengan banyak orang di luar daerah dari komunitas atau group sesama pelaku usaha yang sama seperti dirinya ataupun konsumen yang senang mengoleksi dan menggunakan barang thrift.
Saat ini, Hanum memasarkan produknya melalui media sosial Instagram maupun marketplace yang dapat dilihat pada akun @hasratmudys, @hasratmuda20, dan @hasratmuda.store. Lebih menariknya lagi, Hanum dan rekannya kini sedang berencana untuk mengembangkan bisnis dengan membuka toko offline di alamat Jl. Keadilan Rawadenok, Kelurahan Rangakapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, kota Depok, Jawa Barat. Hanum berharap bisnisnya dapat terus bisa berkembang dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang banyak.
Selama mengelola thrift shop, Hanum dan rekannya melakukan beberapa hal yang menjadi rutinitas seperti mengevaluasi jenis fashion thrift yang sedang disukai, melakukan riset pasar, menyortir barang yang masih layak jual, menentukan costing produk, dan mencuci kembali pakaian. Hanum dan rekan juga menyusun strategi marketing dengan photoshoot produk, menyusun konten sosial media online shop, melakukan promosi di sosial media, melakukan endorse dan paid promote, live Instagram, promosi marketing, dan mengikuti event thrift shop untuk lebih memiliki relasi dan menarik customer secara offline.
Pepatah “kerja keras tak mengkhianati hasil” nampaknya terjadi pada bisnis yang dikelola oleh Hanum dan rekannya. Dalam sebulan, bisnis Hanum memiliki kurang lebih 100 pesanan di luar dari pembelian offline dan COD. Banyak dari pembelinya yang juga melakukan pembelian dalam jumlah banyak. Produk yang ia pasarkan juga berhasil merambah ke wilayah Jabodetabek, Bandung, Sulawesi, Palembang, Bali, Tarakan, NTB, Jogja, Medan, Jawa Tengah dan Malaysia untuk beberapa kali pesanan.
Meski menjadi seorang pengusaha dibarengi dengan pekerjaan kantor di SiCepat Ekspres, Hanum mengaku dapat mengatur jadwal bersama rekannya dengan berbagi tugas. Memasuki dunia bisnis juga membantu dirinya berkembang sebagai staf CRO mengenai jadi lebih memahami bagaimana sistem ekspedisi dan dirinya juga menggunakan SiCepat sebagai jasa ekspedisi bisnisnya. Hanum juga lebih mengenal banyak orang, berinteraksi dengan banyak orang, yang tak lain kesibukannya itu sama seperti tugas dirinya menjadi staf CRO, yaitu berinteraksi dengan banyak seller HVM (High Value Member) SiCepat dan belajar bagaimana untuk memahami setiap karakter yang berbeda.
Meski pandemi belum berakhir, Hanum dan rekan berharap untuk dapat membuka toko offline agar usaha ini juga dapat bertahan dan berkembang lebih baik, bisa dikenal oleh masyarakat luas, terutama yang tidak terlalu suka belanja online, serta mempertahankan kepuasan pelanggan.
Baca juga: Mengenal Tim HR Engagement SiCepat Ekspres