Ketertarikan dan minat pada sesuatu atau yang biasa kita sebut sebagai hobi memang memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah hobi memelihara binatang. Hobi memelihara binatang ini bagi masing-masing orang juga berbeda-beda. Ada yang tertarik memelihara binatang yang memang lazim untuk dipelihara seperti kucing, anjing, hamster, dan binatang lainnya yang identic sebagai binatang rumahan. Namun, ada juga orang yang hobi memelihara binatang yang notabennya kurang lazim dipelihara seperti reptil (ular, kadal, dan lain sebagainya).
Seperti Sabil Pahlifian, IT Infrastruktur & Development Ops SiCepat Ekspres yang menjalani hobi unik yakni memelihara reptile, khususnya ular berjenis ball phyton. Ball phyton sendiri merupakan salah satu jenis ular phyton yang memiliki ukuran tubuh tidak terlalu besar yakni hanya sekitar 130-180 cm saja dan berasal dari Afrika. Keunikan ball phyton ini terletak pada motif kulitnya yang sangat beragam. Hal ini lah yang menjadi faktor, jenis ular ini banyak diperlihara oleh manusia.
“Awalnya memang sudah suka dengan reptile sejak tahun 2012, tapi pada saat itu saya belum sempat memeliharanya karena tuntutan pekerjaan yang sering membuat saya bolak balik luar kota. Namun sejak November 2019 lalu barulah memulai untuk memelihara sesuatu. Nah karena memang saya sudah mengetahui berbagai jenis reptile dan juga ular, akhirnya memutuskan untuk memelihara ball phyton saja.” Jelas Sabil.
Sabil juga mengatakan bahwa memelihara ular jenis ball phyton ini sangat mudah. Tidak perlu perawatan khusus, cukup diberi makan 2 minggu atau sebulan sekali saja dan juga minum. Untuk kandangnya sendiri juga sederhana, hanya menggunakan akuarium kaca yang dilapisi tisu sebagai alas. Kemudian, setelah diberi makan, pemilik hanya perlu membersihkan kandang dengan mengganti alasnya saja. Ball phyton tak perlu dimandikan. Jenis ular ini akan berganti kulit sekitar tiga bulan sekali. Hingga saat ini, Sabil telah memiliki 4 ekor ball phyton dengan corak kulit yang sangat beragam salah satunya dinamakan pastel laser.
“Nah yang unik dari ball phyton sendiri adalah motif coraknya yang sangat beragam. Jadi misalnya, jenis corak pastel yang dikawinkan dengan corak laser, nantinya akan menghasilkan peranakan yang diberi nama gabungan keduanya, jadi pastel laser. Satu kali beranak kan bisa langsung 7 ekor, nah ketujuh ekor akan memiliki corak yang berbeda juga. Kemudian jika dikawinkan dengan corak lainnya, ya akan menghasilkan corak baru dan menghasilkan nama baru. Semakin unik corak motif yang berasal dari banyak peranakan, maka nilai ekonomis ball phyton akan semakin tinggi.” Ujar Sabil.
Jika dijual belikan, jenis ball phyton ini memiliki range harga dari mulai Rp 500 ribu hingga puluhan juta rupiah, tergantung seberapa unik motifnya dan dilihat dari asal peranakannya sudah sebanyak apa. Sabil sendiri menyebutkan dirinya sudah menghabiskan hingga jutaan rupiah dalam menjalani hobinya ini. Namun, Sabil sendiri mengatakan bahwa hobi memelihara ball phyton ini juga memiliki peluang bisnis. Karena harganya yang lumayan mahal, dan sekali ular beranak bisa menghasilkan beberapa ekor, kesempatan tersebut bisa dijadikan lahan bisnis untuk memperjual belikan jenis ball phyton lewat komunitas hobi tersebut.
Nah Sabil sendiri kini sedang mengembangkan bisnis budidaya tikus putih, yang digunakan sebagai pakan ular. Awalnya, sabil menyebutkan bahwa niatnya ini hanya sebatas memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun belakangan, karena permintaan semakin meningkat di saat seperti ini karena banyak toko-toko pakan reptile tutup. Sehingga dirinya kini mencoba menekuni hobi yang dijalani sambil merintis bisnis.
“Awalnya kan karena saya punya ball phyton yang memang pakannya adalah tikus putih. Nah karena sekarang ini agak jarang yang jualan tikus putih, apalagi saat wabah seperti ini. Saya coba-coba tuh mengembangbiakkan tikus putih, belajar dari teman-teman komunitas pecinta reptile bagaimana caranya. Nah tadinya memang murni untuk pakan ular milik saya sendiri yang ada 4 ekor ini kan biar tidak perlu beli ke toko. Tapi lama-kelamaan, kenapa tidak saya kembangkan saja. Toh permintaan dari teman-teman pecinta reptile juga ada yang membutuhkan tikus putih ini untuk pakan ularnya. Ya sudah akhirnya saya belajar dan sekarang sedang fokus mengembangbiakkan tikus putih ini.” Jelas Sabil.
Harga tikus putih yang dijadikan sebagai pakan ular ini juga beragam sesuai dengan ukuran mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 20 ribu per satu ekornya. Sabil juga menyebutkan bahwa mengembangbiakkan tikus putih juga tidak terlalu sulit. Yang terpenting adalah rajin membersihkan kendang dan mengganti serbuk kayu yang menjadi alas tinggal tikus di kendang. Selain itu, tikus juga harus rajin diberi makan dan minum agar bisa bertahan lama. Dari kembangbiak tikus putih ini, Sabil mengaku mendapat keuntungan secara materil, yang diawali dari hobinya memelihara reptil.
Berkat hobi pelihara reptileini, Sabil mengaku dirinya mendapat banyak manfaat baik materiil maupun non materiil. Sabil mengakui dirinya mendapat banyak ilmu, pengetahuan dan juga pengalaman melalui teman-teman komunitas hobinya terkait tips perawatan, pengembangbiakkan, hingga tips berbisnis reptil. Kesempatan baik lainnya juga ia dapatkan karena menekuni hobi memelihara reptile jenis ular ball phyton ini. Tidak menutup kemungkinan, Sabil juga kedepannya akan terus memperlajari berbagai jenis reptil lainnya yang mungkin akan membuka kesempatan yang lebih luas bagi usaha yang dirintisnya sekarang untuk bisa lebih berkembang lagi.