Home Sekilas Info Pengusaha Yakin Ekspor dan Konsumsi RI Cepat Pulih dengan New Normal

Pengusaha Yakin Ekspor dan Konsumsi RI Cepat Pulih dengan New Normal

0

Situasi pandemi covid-19 yang kini sedang dialami bangsa Indonesia membuat masyarakat merasakan berbagai dampak yang signifikan, salah satunya dalam perekonomian. Banyak perusahaan yang terganggu dan terhambat bisnisnya disebabkan oleh wabah yang sedang menyebar. Pemerintah baru-baru ini memunculkan wacana mengenai New Normal yang bisa dibilang sebagai solusi untuk memulihkan kondisi perekonomian bangsa.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani meyakini ekspor dan konsumsi nasional akan segera pulih setelah diterapkannya kebijakan new normal. Shinta optimis karena pemerintah telah menyiapkan berbagai scenario new normal untuk menghadapi situasi covid-19 yang belum juga membaik di Indonesia.

Dilansir dari Detik.com, Shinta menyampaikan, “Kami memproyeksi demand terhadap ekspor dan konsumsi nasional akan naik pasca new normal disbanding 1-2 bulan terakhir”.

Namun, meski diprediksi akan kembali normal, peningkatan ekspor dan konsumsi nasional tak bisa secara langsung terwujud dan membutuhkan watu serta tidak akan lebih tinggi dari kondisi sebelum pandemic melanda. Hal tersebut bisa tercapai apabila pelaksanaan kebijakan new normal ini dijalankan dengan kedisiplinan yang tinggi.

“Peningkatannya akan lama dan belum akan setinggi seperti pada masa pra-pandemi. Inipun dengan proyeksi bahwa new normal sukses ditransisikan pelaksanaannya tanpa menciptakan peningkatan penyebaran wabah di Indonesia secara lebih eksponensial dari saat ini sehingga tidak ada tekanan dari masyarakat atau komunitas internasional terkait respons kebijakan nasional terkait pandemic yang dapat mendorong terciptanya diskriminasi perdagangan atau sentiment negative terhadap iklim usaha dan investasi di Indonesia,” ujar Shinta Widjaya.

Oleh karena itu, dunia usaha masih memantau bagaimana scenario new normal ini akan dijalankan oleh pemerintah. Para pengusaha tentunya berharap bahwa scenario new normal ini bisa berjalan lancar sehingga bisa mendorong kinerja manufaktur dan ekspor-impor.

Shinta menyampaikan bahwa jika dilihat secara logis, seharusnya hambatan-hambatan logistic, pembatasan jam operasional, berbagai bentuk karantina dan tekanan untuk tutup operasi dari pemerintah daerah akan turun sehingga kegiatan operasi perusahaan baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor bisa berkurang drastis, serta kinerja/output manufaktur nasional bisa lebih tinggi disbanding 1-2 bukan terakhir.

Tekanan yang dialami oleh manufaktur dan ekspor-impor nasional ini tak hanya terjadi karena adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saja. Melainkan juga datang dari rendahnya permintaan pasar nasional dan global yang belum bisa diprediksi kapan bisa pulih kembali. 

Exit mobile version