Saturday, November 23, 2024
27.1 C
Jakarta
More

    Review Film Maleficent II

    Kesuksesan Disney dalam mentransformasi sosok jahat Maleficent menjadi peri yang ternyata penuh cinta dan kasih nampaknya membuat rumah produksi ini kembali ingin merasakan kesuksesan itu lagi lewat “Maleficent II: Mistress of Evil”.

    Namun sosok jahat itu sepertinya telah kembali lagi karena situasi yang telah membuatnya marah besar dalam sekuel film keduanya, “Maleficent II: Mistress of Evil”. Disutradarai oleh Joachim Rønning (Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales), sekuel yang tayang mulai 16 Oktober lalu ini melanjutkan cerita dari film pertamanya, mempertemukan Maleficent dengan musuh barunya yang licik.

    sumber gambar: USA Today

    Kisah sekuel Maleficent ini berawal dari rencana pernikahan Putri Aurora dengan Pangeran Phillip. Karena masih menaruh kebencian pada manusia, Maleficent masih ragu untuk merestui pernikahan anak angkatnya tersebut. Namun karena rasa sayangnya pada Aurora, Maleficent tak punya pilihan lain selain merestui dan mencoba membuka hati untuk bertemu keluarga Pangeran Phillip.

    Konflik dimulai dengan Ratu Ingrith, ibunda Pangeran Phillip yang nampaknya menaruh kebencian terhadap bangsa peri. Dengan mulut kejamnya, Ratu Ingrith yang awalnya berperilaku hangat dan penyayang itu seolah berubah menjadi antagonis dan sukses memancing kemarahan Maleficent. Konflik inilah yang menjadi pusat cerita dari sekuel Maleficent yang dibungkus dengan gelap dan menegangkan serta tambahan aksi ciamik dari kehebatan acting para pemainnya.

    Meski pada awalnya sekuel dari Maleficent ini mendapat banyak komentar negatif karena dinilai memiliki kisah yang tak perlu dilanjutkan, namun Disney membuktikan bahwa kisah sekuel ini bisa menjadi film yang tak kalah baik dari film pertamanya pada 2014. Dibungkus dengan gelap, kisah Maleficent di film sekuelnya bahkan memiliki alur dan plot yang lebih kompleks dan menegangkan dibanding sebelumnya. Ditambah lagi, Disney juga menggarapnya dengan serius, tak sekedar melanjutkan kisah dengan effort yang seadanya.

    sumber gambar: digital spy

    Banyak hal yang terjadi dalam plot film ini. Rønning bersama dengan para penulis Linda Woolverton, Noah Harpster, dan Micah Fitzerman-Blue menyelipkan unsur emosional seperti hubungan Maleficent dan Aurora. Sayangnya, meski efektif dan menyenangkan, cenderung mudah dilupakan.

    Penyelamat film nampaknya dipegang oleh karakter Ratu Ingrith yang diperankan oleh Michelle Pfeiffer yang sukses berkamuflase dari karakter Ratu baik dan penyayang menjadi sosok Ratu kejam penuh kebencian. Peperangan yang terjadi antara kerjaan yang dipimpin Ratu Ingrith dengan bangsa peri pun menjadi adegan yang memukau.

    Berbicara mengenai Maleficent yang diperankan oleh Angelina Jolie, tentunya tak lepas dari paras cantik sang aktris yang sukses memukau para penonton dengan ekspresi jahatnya. Tak hanya itu, penonton pun dibuat terpukau oleh visualisasi negeri peri dan juga busana yang dikenakan oleh sang aktris cantik tersebut.

    Meski alurnya mudah untuk diprediksi, Maleficent II ini tetap sukses memukau para penonton yang ditambah dengan keberhasilan Disney memperlihatkan konflik yang dihadapi oleh sepasang Ibu dan Anak dengan apik.