Guna mensiasati tarif Surat Muatan Udara (SMU) yang tinggi, PT SiCepat Ekspres Indonesia manfaatkan infrastruktur tol Trans-Jawa untuk mengurangi biaya pengiriman di seluruh Jawa dengan pelayanan setara kiriman melalui kargo udara.
Chief Commercial Officer SiCepat Ekspres, Donny Maya Wardhana, mengatakan salah satu cara menyiasati pengiriman melalui kargo udara yang semakin tinggi, pihaknya mulai memanfaatkan jalur darat di sepanjang pulau Jawa. Upaya tersebut terangnya,
melahirkan produk baru bernama H3lo (Hemat 3 Kilo), yaitu kiriman maksimal 3,29 Kg pengguna jasa pengiriman ekspres hanya membayar 1 Kg. Dia tidak menampik, SiCepat turut terkena dampak dari kenaikan biaya SMU tersebut walaupun dia tidak menyebutkan berapa persen kenaikannya.
“Kita benar-benar ingin membantu penjual daring untuk berjualan yang di berat kiriman menengah, ditambah lagi ini salah satu cara kami untuk menjembatani nilai pengiriman yang semakin mahal utamanya di pulau Jawa,” katanya, Senin (1/4/2019).
Baca juga: H3lo Terobosan Baru SiCepat Ekspres
Dia menerangkan metode pengiriman yang mengoptimalkan jalur darat yang sudah terkoneksi dari Jakarta ke Surabaya karena keberadaan tol membuat biaya yang dikeluarkan lebih terjangkau. Selain itu, waktu penyampaian kiriman pun lebih dapat diprediksi. Dengan demikian, kenaikan tarif kargo udara kompensasinya dengan pemindahan kiriman melalui jalur darat sehingga biaya pengiriman di pulau Jawa menjadi lebih ringan.
“Ide berikutnya kita harus jujur terhadap pasar, yang tadinya kita harus lewat udara jadi lewat darat untuk pelayanan ini, yang artinya biaya per kilo lebih murah dari udara. Artinya kalau memang biaya kita memang lebih rendah, kenapa tidak kita kembalikan ke konsumen, di mana kita tidak menggunakan jalur udara tapi level pelayanannya tetap reguler,” terangnya.
Melalui produk baru tersebut, Donny menargetkan kiriman barang dengan berat di atas 1,5 Kg—3Kg tumbuh sampai dengan 45%. Dia menegaskan bahwa produk terbaru tersebut dapat dinikmati oleh penjual dalam jaringan (daring) maupun pembeli.
“Kemudian kalau kita bicara investasi, sebenarnya investasi terbesar kita di armada karena ini meliputi seluruh wilayah Jawa yang artinya kita harus mempersiapkan kapasitasnya. Besarnya berapa tidak bisa saya umumkan di sini,” ungkapnya. (Rga)