Pandemi virus covid-19 yang kini semakin meluas di Indonesia membuat pemerintah melakukan berbagai cara untuk bisa melindungi warganya dari potensi penyebaran virus yang lebih meluas. Semakin sulitnya virus covid-19 untuk deteksi karena dalam beberapa kasus orang tidak menunjukkan gejala-gejala akan terinfeksi virus seperti batuk dan sesak nafas, pemerintah berencana menerapkan metode tes covid-19 yang telah lebih dulu diterapkan di Korea Selatan, yakni dengan metode drive thru.
Metode tes covid-19 drive thru ini rencananya akan dilakukan secara massal untuk masyarakat Bogor, Depok, dan Bandung. Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat menyatakan bahwa pelaksanaan tes akan menggunakan konsep drive thru guna menghindari adanya kerumunan dalam jumlah besar yang justru bisa meningkatkan potensi penularan virus.
Dilansir dari Liputan6.com, selain Bogor, Depok dan Bandung, tes covis-19 dengan metode drive thru ini akan lebih dulu digelar di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang, tepatnya di kawasan Stadion Patriot Chandrabhaga, Kota Bekasi. Kegiatan tes covid-19 drive thru ini dilaksanakan pada Rabu, 25 Maret 2020.
Ridwan Kamil menjelaskan bahwa nantinya di stadion akan memiliki 3 jalur masuk. Masyarakat yang datang akan di tes di sebuah tenda dengan mengambil sampel darah, kemudian mereka masuk ke area tunggu tanpa harus turun dari kendaraan. Sedangkan untuk masyarakat yang tidak memiliki kendaraan, ketua RW dan Lurah wajib menyediakan kendaraan.
Selain dilakukan di area Stadion Patriot Chandrabhaga untuk masyarakat Kota dan Kabupaten Bekasi serta Karawang, tes drive thru ini juga akan dilakukan di Stadion Pekansari untuk masyarakat Kota dan Kabupaten Bogor dan Kota Depok. Kemudian, Stadion Jalak Harupat juga digunakan sebagai tempat tes untuk daerah sisanya yang belum tercover karena statistic angka yang terinfeksi covid-19 mengecil.
Dengan menggunakan metode tes drive thru seperti yang dilakukan oleh Korea Selatan, pemerintah bisa dengan mudah mendeteksi virus ini dalam cakupan yang lebih luas. Selain itu, metode drive thru ini memudahkan masyarakat untuk mengetes apakah dirinya terjangkit virus atau tidak tanpa harus berinteraksi secara langsung dan melakukan kontak fisik dengan orang lain. Hasilnya pun bisa diketahui dalam waktu 10 menit saja.
Jika ada warga yang dinyatakan positif stelah melakukan rapid test ini, orang tersebut akan dites kembali dengan metode PCR dengan mengambil sampel lender di hidung dan tenggorokkan. Jika dinyatakan negative, warga boleh langsung pulang ke rumah.
Untuk sementara, metode rapid test drive thru ini diberlakukan untuk semua pasien dalam pengawasan (PDP), dan orang dalam pemantauan (ODP). Kemudian tes ini juga diberlakukan untuk 50 orang terdekat yang sempat melakukan kontak fisik dengan PDP dan ODP, dan juga warga yang sempat melakukan kontak fisik dengan pasien positif covid-19.