Dahulu, posisi perempuan dalam masyarakat mungkin tak sehebat sekarang. Urusan rumah tangga menjadi hal utama yang menjadi fokus perhatian perempuan di masa lalu. Namun, seiring berkembangnya globalisasi dan era modern seperti sekarang, perempuan perlahan mulai memiliki power dan juga otoritas terhadap apa yang ingin dilakukannya, tak melulu soal mengurus rumah tangga.
Kini, perempuan justru banyak yang menempati berbagai posisi stragegis dalam sebuah perusahaan. Posisi tersebut tak jarang memiliki peran yang krusial dalam roda bisnis perusahaan. Bahkan, tak jarang juga kini perempuan menduduki berbagai posisi strategis tersebut di perusahaan yang didominasi oleh laki-laki seperti perusahaan transportasi dan juga logistik.
Posisi perempuan yang kian hari kian dipandang positif membuat isu ini menarik untuk dibicarakan. Dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Marketeers sebagai rangkaian dari event Xfest 2020, topik “Women at Work” ini dilangsungkan pada 25 November 2020 dengan mengundang Feriani Chung selaku VP Sales & Marketing Zap Clinic dan juga Wiwin Dewi Herawati selaku CMO SiCepat Ekspres.
Dalam kesempatan ini, Wiwin Dewi Herawati selaku Chief Marketing Officer SiCepat Ekspres membagikan perspektifnya sebagai perempuan yang menjajakan karirnya di sebuah perusahaan logistik dengan posisi strategis yakni, leader dalam bidang marketing. Wiwin menyampaikan pendapatnya soal bagaimana menjadi seorang perempuan dengan posisi strategis di sebuah perusahaan yang didominasi oleh laki-laki pada umumnya.
Mengawali karir di perusahaan telekomunikasi selama hampir 18 tahun, Wiwin menyampaikan berbagai tantangan serta hambatan yang dilaluinya selama proses menuju posisinya saat ini. Perempuan menurutnya, seringkali dianggap remeh dalam hal mambuat keputusan, atau dalam hal kepemimpinan. Meski tak separah dahulu, dirinya menyampaikan bahwa stereotype ini masih banyak terjadi di beberapa lingkungan pekerjaan.
“Yang namanya stereotype itu ya tentu saya pernah rasakan ya selama saya berkarir pertama kali hingga menempati posisi strategis saat ini. Kita perempuan seringkali dipandang sebelah mata tentang kemampuan dan skill kita. Misalnya contoh, ada sebuah program yang sebenarnya bisa saya handle sendiri. Tapi dari pihak managemen seakan tidak percaya dengan kemampuan saya begitu. Nah di situ kita justru harus membuktikan kepada orang-orang bahwa skill dan kemampuan kita memang mumpuni dan bisa memberi performa dan kinerja yang baik untuk perusahaan,” jelas Wiwin.
Wiwin juga mengaku, sebagai seorang leader terkadang perempuan juga sering dianggap kurang mumpuni. Namun, hal tersebut tidak membuatnya kecil hati. Dirinya justru percaya diri dan banyak belajar dari beberapa orang yang dianggap memiliki skill kepemimpinan yang baik.
“Dalam hal kepemimpinan, meski sering diragukan, saya justru tidak takut dan berusaha selalu percaya diri bahwa saya bisa menjadi pemimpin yang baik. Berbekal pengalaman dan melihat gaya kepemimpinan dari seseorang yang saya kagumi, hal tersebut sangat membantu saya ketika diamanahi menjadi Chief Marketing Officer seperti sekarang ini. Berbagai ilmu dan pengalaman serta gaya kepemimpinan yang baik tersebut saya terapkan di dalam perusahaan,”ujar Wiwin.
Selain itu, Wiwin juga berbagi perspektif mengenai keseimbangan antara waktu kerja dan waktu untuk keluarga sebagai seorang perempuan. Menurutnya, perempuan justru telah dianugerahi oleh Tuhan sebuah kemampuan multitasking yang luar biasa. Selain harus bertanggung jawab dengan pekerjaan, ada hal wajib lainnya yang juga harus menjadi fokus utama yakni keluarga. Selagi strategi membagi waktu dan juga bertanggung jawa atas pilihan yang diambil, menjadi seorang wanita karir sekaligus ibu bukan hal yang tidak mungkin untuk dilakukan.
Di generasi sekarang, dengan posisi perempuan yang semakin dihargai di masyarakat, kesempatan untuk menduduki posisi strategis dalam perusahaan tentunya semakin terbuka lebar. Namun, hal tersebut tetap harus didukung dengan skill dan kemampuan yang mumpuni. Dan yang perlu diingat, sterotype sulit untuk dihilangkan. Yang perlu dilakukan oleh perempuan adalah bekerja keras dan percaya diri bahwa skill dan kemampuan yang baik tidak ada hubungannya dengan gender dan jenis kelamin seseorang. Sehingga, posisi strategis apapun dalam perusahaan bisa diduduki oleh siapa saja yang mumpuni, baik laki-laki maupun perempuan.
Baca juga Wiwin Dewi Herawati: Berani Menerima Tantangan Dunia Marketing