Motor matik memang kendaraan yang memberikan kemudahan bagi para pengendaranya. Tidak perlu mengontrol kopling, pengendara motor matik hanya perlu memperhatikan gas dan rem saja dalam mengoperasikannya. Meski mudah dikendarai, ternyata masih banyak orang yang belum sepenuhnya memahami cara berkendara menggunakan motor matik yang baik lho!
Seringkali, berbagai kebiasaan buruk justru dilakukan saat mengendarai motor matik yang justru bisa menyebabkan motor mengalami kerusakan. Apa saja ya kebiasaan buruk yang sering dilakukan oleh para pengendara motor matik?
Langsung menghidupkan mesin motor
Pada motor matik keluaran terbaru yang sudah dibekali dengan teknologi injeksi dan ECU, para pengendara biasanya teledor dan melakukan kesalahan. Kesalahan pertama adalah langsung menyalakan mesin ketika kunci kontak ke posisi on. Padahal seharusnya, pengendara harus menunggu sampai indikator MIL hilang. Hal ini bertujuan agar pengendara bisa mengetahui apakah ada kerusakan di motornya.
Menekan tuas rem sambil berjalan
Kebiasaan buruk selanjutnya yang sering dilakukan oleh para pengendara motor matik adalah menekan tuas rem di saat motor sedang melaju. Hal ini akan berdampak buruk ke berbagai komponen motor mulai dari lampu rem yang bisa cepat putus, hingga komponen kampas rem yang akan cepat aus sebelum waktunya. Jadi, kurangi kebiasaan buruk ini ya! Tekanlah rem jika kamu ingin mengurangi kecepatan saja.
Menahan gas saat macet
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, banyak juga pengendara yang sering menahan tuas gas di saat kondisi jalan macet. Biasanya, kebiasaan ini dilakukan dengan membuka gas sedikit namun laju motor ditahan dengan tuas rem. Hal ini bisa berdampak buruk untuk kendaraan karena bisa membuat komponen kampas kopling cepat mengalami aus. Jika kampas kopling aus, siap-siap untuk merogoh kocek dalam untuk biaya servis ya!
Lalai dalam mengganti oli CVT
Biasanya, para pemilik motor matik hanya fokus dalam mengganti oli mesin saja dan lupa bahwa oli CVT justru menjadi komponen yang penting yang juga harus diperhatikan. Sebab, kualitas oli transmisi memiliki peran penting untuk bisa menjaga komponen CVT tetap awet. Penggantian oli CVT ini dianjurkan untuk dilakukan setiap 8 ribu kilometer sehingga kondisi transmisi kendaraan akan tetap awet dan tidak mengalami kerusakan.
Memutar gas dengan maksimal di awal
Memutar gas langsung ke level tinggi sering dilakukan oleh para pengendara motor matik, terlebih saat berasa di lampu merah. Saat lampu berpindah ke hijau, pengendara langsung menancapkan gas secara maksimal. Kebiasaan ini merupakan kebiasaan buruk yang bisa memicu kerusakan pada komponen v-belt, roller, dan tentunya membuat konsumsi BBM akan lebih boros dari biasanya.
Mematikan mesin dengan standar samping
Motor matik dilengkapi dengan teknologi fitur stand switch yang berfungsi untuk mencegah motor menyala ketika standar samping masih turun. Hal ini sering disalah artikan oleh para pengendara sehingga lebih sering menggunakan fitur standar samping ini untuk mematikan mesin. Padahal, ketika standar samping ditegakkan, mesin memang mati, tapi instrumen lain seperti lampu depan belakang, speedometer tidak langsung mati. Nah beberapa instrumen ini membutuhkan daya pada komponen aki. Meski efek yang ditimbulkan tidak langsung, kebiasaan buruk mematikan mesin menggunakan standar samping ini bisa membuat aki motor tidak bertahan lama dan harus sering diganti.