Thursday, November 21, 2024
27.5 C
Jakarta
More

    Kata Hati: Perjuangan Seorang Tukang Becak

    Episode Kata Hati kali ini, Sheila Octarina akan mengajak kamu untuk melihat keikhlasan seseorang untuk bekerja, bertekun demi kelangsungan hidupnya. Sejak tahun 1992, Bapak Usup telah menjadi tukang becak. Bapak Usup merantau ke kota seorang diri, sementara istri dan anak berada di Balaraja. 

    Di usianya yang tidak lagi muda dan tubuhnya yang juga tidak lagi kuat, Bapak Usup harus berjuang demi kelangsungan hidup dan keluarganya. Pekerjaannya sebagai tukang becak sudah ia lakukan selama 29 tahun. Tim Kata Hati menghampiri Pak Usup yang sedang ngetem menunggu penumpang. Ia nampak sangat lelah dan memegangi kakinya yang sudah tidak kuat lagi untuk mengayuh becak.

    “Saya nunggu di sini, ada langganan, kadang di pasar juga. Biasanya orang nawar 15 ribu untuk ke Pasar Anyar. Pernah juga di usir, katanya ini tempatnya dia, saya tidak boleh ngetem di sana,” ungkap Pak Usup. Paling banyak, penghasilan Pak Usup sebesar Rp100.000,- dan paling sering hanya cukup untuk makan. 

    Pak Usup diberikan tempat tinggal gratis di tempat awal ia bekerja di pabrik topi yang kini tempat tersebut telah menjadi kandang ayam. Melanjutkan perbincangan dari jalanan ke tempat tinggal Pak Usup, ia juga bercerita bahwa selama pandemi, penumpang becak semakin berkurang. 

    Setelah mendengarkan kisah perjuangan hidup Pak Usup tim Kata Hati memberikan sembako, serta uang tunai kepada Pak Usup untuk membantu kebutuhan sehari-harinya. “Yang pertama, saya ingin selamat, kalau ada uang, sedikit-sedikit dikumpulin buat ke depannya,” tutur Pak Usup mengungkapkan harapannya. 

    Di episode Kata Hati kali ini, dari Bapak Usup, kita belajar untuk ikhlas. Hal ini tidaklah mudah, tetapi berusahalah untuk tetap ikhlas dalam pekerjaan dan percayalah Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberikan berkah dan nikmat untuk kita.

    Baca juga kisah perjuangan hidup Pak Sahro yang menjual sapu keliling dalam Kata Hati episode sebelumnya!