Sunday, November 24, 2024
33.6 C
Jakarta
More

    Analisis BMKG Soal Banjir Dan Fenomena La Nina

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hingga pekan depan seluruh wilayah DKI Jakarta masih berpotensi hujan dengan intensitas lebat. Berdasarkan prediksi tersebut, warga diimbau untuk tetap waspada terhadap bencana banjir. 

    Dilansir dari Kompas.com pada 20 Februari 2021, Kepala BMKG Dwikorita menjelaskan bahwa seluruh wilayah DKI Jakarta, terutama pada malam hingga menjelang pagi hari masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Dalam siaran persnya pada 24 Desember 2020 lalu, ia juga mengungkapkan musim hujan tahun 2020-2021 mengalami fenomena iklim global La Nina yang terjadi sejak awal Oktober 2020. Musim hujan ini diprediksi hingga Mei 2021 dengan intensitas La Nina Moderat menjadi La Nina Lemah pada maret 2021. 

    La Nina merupakan anomali sistem global yang cukup sering terjadi dengan periode ulang berkisar antara dua sampai tujuh tahun. Peristiwa ini terjadi saat Samudera Pasifik dan atmosfer di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) pada periode waktu dua bulan atau lebih.

    Terbentuknya La Nina berawal pada saat Angin Passat (trade wind), kolam air laut yang hangat dapat mencapai lebih jauh ke Pasifik Barat. Sehingga perairan Indonesia lebih hangat daripada biasanya. Adapun Samudera Pasifik bagian tengah akan lebih dingin dari biasanya dan termoklin akan lebih dangkal di timur. Hal itu mengakibatkan air laut lebih dingin dari level bawah, naik ke permukaan sebagai penguatan upwelling. 

    Dampak dari La Nina bagi Indonesia adalah timbulnya curah hujan yang tinggi. Namun, kondisi topografi di Indonesia yang berbeda-beda, maka dampak La Nina di Indonesia pun tidak seragam di seluruh wilayah. 

    Photo by Kim Jinhong (Pexels.com)

    Kini BMKG telah mengeluarkan peringatan terkait potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dengan curah hujan antara 100-150 mm di DKI Jakarta. Berdasarkan data yang dihimpun oleh BMKG, curah hujan tertinggi terjadi di Pasar Minggu mencapai 226 mm/hari, kemudian di Sunter Hulu 197 mm/hari, Lebak Bulus 154 mm/hari, dan Halim 176 mm/hari. Selain itu, terpantau pula aktivitas gangguan atmosfer di zona equator (Rossby equatorial) yang mengakibatkan adanya perlambatan dan pertemuan angin dari arah utara membelok tepat melewati Jabodetabek.

    Baca juga SiCepat Salurkan Bantuan Ke Posko Banjir Periuk, Kota Tangerang