Saturday, April 20, 2024
29.1 C
Jakarta
More

    Inovasi SiCepat Ekspres di Tengah Isu Kenaikan BBM

    Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia sedang hangat dibicarakan melalui berbagai media-media nasional. Situasi global yang dinilai semakin ekstrim sebagai dampak dari perang Rusia dan Ukraina yang belum juga usai menyebabkan harga berbagai komoditas melambung tinggi, salah satunya harga minyak. Dalam agenda pembukaan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Indonesia di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022), Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebutkan bahwa harga minyak dunia telah naik hingga 350 persen dari 2020 sampai 2022.

    Di tengah melambungnya harga minyak dunia, Presiden RI Joko Widodo, dalam wawancaranya bersama Karni Ilyas pada Rabu (17/8/2022), menyinggung soal besarnya APBN yang digunakan untuk subsidi BBM. Hingga saat ini, pemerintah telah menggunakan anggaran negara hingga Rp 502 triliun untuk menanggung biaya subsidi BBM, listrik, dan gas. Kenaikan harga sejumlah komoditas juga telah memicu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menaikkan tarif ojek online yang efektif mulai 29 Agustus 2022 mendatang. Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) juga menghimbau kepada para anggotanya untuk menaikkan harga operasional hingga 10%, sebagai salah satu antisipasi atas isu kenaikan harga BBM.

    Baca juga: Gunakan Motor Listrik Volta, SiCepat Ekspres Hemat Biaya Hingga 25 Persen

    Menanggapi isu kenaikan harga BBM dan perubahan ongkos kirim dari Asperindo, Chief Executive Officer (CEO) SiCepat Ekspres, The Kim Hai, menegaskan bahwa saat ini SiCepat belum berencana untuk menaikkan ongkos kirim untuk pengiriman paket. “Keputusan ini didukung dengan inovasi SiCepat yang telah melakukan langkah efisiensi operasional melalui pengalihan kendaraan operasional motor bensin menjadi motor listrik secara bertahap,” ungkapnya.

    Pemanfaatan electric vehicle (EV) ini merupakan langkah diversifikasi sumber energi oleh SiCepat Ekspres agar perusahaan tidak hanya bergantung pada sumber energi fosil dalam menjalankan kegiatan operasional. Dari sisi operational cost, pemanfaatan EV ini telah membuat SiCepat mengalami penghematan bahan bakar hingga lebih dari Rp 9 miliar. Dari data tersebut, diproyeksikan hingga akhir tahun 2022, operasional SiCepat dapat menghemat BBM dan biaya maintenance motor lebih dari Rp 71 miliar. Dengan begitu, perusahaan dapat meminimalisir potensi dampak operasional dari wacana kenaikan harga BBM.

    Untuk memudahkan kurir SiCepat, yaitu SiGesit, dalam melakukan pengiriman paket menggunakan EV, SiCepat dalam kerja samanya dengan Volta juga menyediakan infrastruktur Sistem Ganti Baterai (SGB) di 181 titik yang tersebar di Jabodetabek, Semarang, dan Bali. Inisiatif ini sekaligus merupakan upaya pembangunan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi.

    Dalam satu kali pengisian baterai, motor listrik Volta mampu menempuh jarak hingga 60 km. Lalu untuk mengisi ulang daya baterai, SiGesit hanya perlu menukarkan baterai yang sudah habis dengan baterai baru di mesin SGB. Terlebih, SiCepat menyediakan mesin SGB yang juga berlokasi di gerai. Sehingga, kurir dapat dengan mudah mengakses SGB untuk penukaran baterai.

    Willty Awan, Direktur PT Volta Indonesia Semesta, memaparkan bahwa proyeksi EV terhadap bisnis logistik dapat menjadi solusi di tengah wacana kenaikan harga BBM bersubsidi. “SiCepat telah melakukan inovasi yang strategis dan terbukti bahwa produk EV kami dapat menjawab kebutuhan operasional SiCepat. Motor listrik Volta 401 dapat mengangkut beban hingga 200 kg dan minim biaya maintenance, terutama baterai, karena menggunakan Sistem Ganti Baterai” papar Willty.

    Baca juga: SiCepat Ekspres Semarakkan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77  Bersama Veteran

    Latest news

    Related news

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here