Kesehatan mental di negara berkembang masih menjadi masalah yang serius, tetapi kurang dikenali masyarakat. Salah satunya adaha postpartum depression. Ada yang menganggap postpartum depression sama dengan baby blues, padahal tidak.
Baby blues merupakan perubahan emosi yang pada umumnya menyebabkan sang ibu menangis terus-menerus, cemas, hingga kesulitan tidur selama beberapa hari, bahkan hingga dua minggu pasca melahirkan. Sementara postpartum depression membuat penderita merasa putus harapan, tidak menjadi ibu yang baik, sampai tidak mau mengurus anak.
Melihat kondisi ini, MotherHope Indonesia (MHI) hadir sebagai organisasi non profit yang dibentuk untuk memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan keluarganya. Tidak hanya mendukung ibu yang mengalami postpartum depression, MHI juga mendukung para ibu yang mengalami baby blues syndrome, gangguan psikosis pasca melahirkan, serta gangguan mood lainnya pada masa hamil, bersalin, nifas, dan menyusui.
MotherHope Indonesia memiliki 10 koordinator wilayah dan 150 partner bidan yang tersebar di 35 kota di Indonesia. MHI juga beberapa kali mengadakan berbagai program yang masih terus berjalan baik offline maupun online.
Melansir dari laman resmi motherhopeindonesia.com, satu dari tiga hingga satu dari lima ibu hamil dan pasca melahirkan mengalami masalah kesehatan mental yang signifikan, paling umum adalah depresi dan kecemasan. Kesehatan mental ibu yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak.
Nur Yanayirah sang pendiri MotherHope Indonesia sangat memperhatikan kondisi para ibu setelah melahirkan. Menurut ceritanya dalam laman parentalk.id, tak jarang seorang ibu menjadi korban mom-shaming sehingga takut dihakimi dan khawatir ketika dirinya hendak bercerita kepada orang lain akan menjadi semakin terpuruk.
“Kami tekankan kepada para anggota untuk tidak memberikan komentar yang menghakimi. Kami sangat menjaga lingkungan grup dengan menghindari komentar, seperti ‘tidak beriman’, ‘tidak bersyukur’, ‘tidak kenal dengan Tuhan’, dan sebagainya. Depresi itu seperti penyakin yang tidak bisa hanya dimotivasi kemudian langsung sembuh,” jelas Yana dalam laman parentalk.id.
Melalui MotherHope Indonesia, diharapkan para ibu dapat saling berempati dan toleransi dengan sesama anggota MHI dan para ibu di luar sana. Bagi para pejuang postpartum depression, curhatan mereka sangat berarti dan penting untuk didengarkan.