Pagelaran MotoGP Mandalika 2022 yang sudah berlangsung pada Minggu (20/3/22) menyita banyak perhatian dari masyarakat Indonesia. Hal ini karena banyak warganet ingin menyaksikan para pembalap hebat berlaga di atas lintasan Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Sorotan tidak hanya mengarah kepada aksi pawang hujan yang dilakukan oleh Mbak Rara, tetapi juga ke tampilan helm beberapa pebalap. Salah satunya adalah Alex Rins, rider dari tim Suzuki Ecstar yang menambahkan motif batik pada helm yang diunggah melalui laman Instagram miliknya.
Melalui unggahan tersebut, Alex Rins mengungkapkan apresiasinya terhadap dukungan yang diterimanya selama berada di Indonesia.
Motif pada helm Rins tampak ampik dengan motif batik Kawung yang menghiasi sisi atas depan, samping, hingga bagian belakang helm yang didominasi oleh warna merah cerah dan hitam. Selain itu terdapat angka 42 di belakang helm sebagai pertanda nomor start.
Baca juga: Mencuci Helm Dengan Mudah Di Rumah
Kawung merupakan salah satu motif batik klasik yang popular dan sudah umum dipakai oleh masyarakat Indonesia. Batik dengan corak Kawung memiliki makna yang melambangkan harapan agar manusia bisa selalu ingat akan asal usulnya.
Batik ini mempunyai pola bulatan yang serupa dengan buah Kawung yang ditata rapi secara geometris. Kawung merupakan sebuah nama buah sejenis kelapa yang terkadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling.
Ciri dari batik kawung adalah motifnya yang simetris dan mirip dengan buah kawung ditambah aksen seperti bintang di tengahnya. Batik Kawung merupakan salah satu motif yang tertua dari Pulau Jawa dan berasal dari Yogyakarta.
Dahulu tidak sembarangan orang bisa menggunakan batik dengan motif ini. Alasannya hanya orang tertentu yang berhubungan dengan Ngarso Dalem atau raja yang berhak mengenakannya. Oleh karena itu, Kawung memiliki filosofi yang mendalam tentang kehidupan manusia, kekuatan, keadilan, kesucian, dan umur panjang.
Tentu penambahan motif batik pada helm Alex Rins bukan tanpa alas an. Sebab batik merupakan warisan budaya tak benda Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO sejak tahun 2009.
Baca juga: 5 Pebalap Indonesia yang Sukses Banggakan Tanah Air
