Vaksin Nusantara merupakan vaksin yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang menuai kontroversi. Vaksin ini dinilai tidak mengikuti kaidah saintifik pengujian vaksin seperti pada umumnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menilai tim peneliti vaksin Nusantara terlihat tidak memahami seutuhnya proses pengembangan vaksin tersebut karena sebagian besar penelitian dilakukan di Amerika Serikat. Sejumlah tahapan, salah satunya uji praklinis vaksin yang diujicobakan kepada hewan tidak dilakukan oleh peneliti vaksin Nusantara.
Kontroversi semakin menjadi-jadi lantaran terjadinya efek samping yang tidak diinginkan. Melansir Kompas.com, sebanyak 71,4 persen relawan uji klinis vaksin Nusantara mengalami efek samping, seperti gatal, nyeri, hingga bertambahnya kadar kolesterol. Namun demikian, sejumlah politisi di DPR masih memberikan dukungan bahkan mendesak BPOM untuk memberikan izin kepada tim peneliti vaksin Nusantara untuk melanjutkan uji klinis ke fase kedua. Berikut sejumlah kontroversi vaksin Nusantara berdasarkan catatan Kompas.com.
Tidak melalui tahap pra klinis
Menurut Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito, proses pembuatannya melompati proses yang telah disepakati. Seharusnya vaksin Nusantara melewati tahapan preclinic terlebih dahulu sebelum masuk uji klinik tahap I.